Alat Mengajar Bagi Pendidik
Alat Mengajar Bagi Pendidik
Sumber BELAJAR, Wahana DAN ALAT PERAGA
A. PENDAHULUAN
Bergulirnya Kurikulum futur yaitu kurikulum berbasis Kompetensi alias KBK, pada dasarnya harus menjadi tantangan bagi semua pihak mengamalkan beberapa persiapan dan pembenahan, diantaranya dalam mempersiapkan desain dan inovasi-inovasi dibidang sumber belajar, sarana penelaahan dan alat peraga.
Gaya dunia kreativitas berasal para pendidik bagi meres-bidang ini akan ditantang, sejauhmana mereka mewah mengimbangi peliknya rumusan-rumusan standar kompetensi yang harus dicapai pesuluh privat menuntut ganti rugi KBK ini. Atas pemikiran inilah maka juru tulis merasa perlu cak bagi menetengahkan juga target urun rembuk kerumahtanggaan makalah boncel ini, sebagai stimulus bagi kita semua bagi kembali mampu merefleksikan, mengamalkan-memproduksi, mengujicobakan serta menilainya. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan n domestik KBK ini diantaranya mampu dioptimalkan pencapaiannya melalui eksploitasi dan penggunaan sumber membiasakan, media dan instrumen peraga.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya terutama pada tahap prolog dan pemetaan dari ketiga konsep ini, yaitu
sumber belajar, media pembelajaran dan perkakas peraga,
kadang kelihatannya masih selisih basah. Untuk itu pada mulanya musyawarah ini juru tulis akan memulainya dengan salah satu ilustrasi yang boleh jadi dapat mengirimkan menjadi mangsa urun pendapat kita bagi kembali melakukan analisis secara lebih cermat.
B. ILUSTRASI DALAM Mengerti Sendang BELAJAR, Media DAN Peranti PERAGA
Momen seorang temperatur bernama buntelan Ahmad akan mengajarkan sebuah kompetensi dasar, denga kepala karangan ”bangun ulas ” pada pelajaran ilmu hitung, maka suhu tersebut mencoba bikin menyiapkan sebuah kubus, kawat dan penggaris dengan dimensi-ukuran nan telah ditetapkan. Mula-mula-tama Buntelan Ahmad menyampaikan intensi pembelajaran yang ingin dicapai kerumahtanggaan cak bimbingan tersebut serta aktivitas yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran berlantas. Kemudian Kelongsong Ahmad mengklarifikasi amanat yang terdahulu tentang Dus tersebut, mulai berasal panjang, pesek dan jenjang, diagonal ruang dan rincih serta ukuran-matra yang penting kepada siswa. Selama menguraikan Pak Ahmad cak acap mengikutinya dengan cara menunjukkan bagian-bagian yang penitng dari ciri-ciri kubus tersebut pada Kubus yang ia pegang. Siswapun meperhatikannya dengan mumbung seksama. Serentak sesekali Cangkang Ahmad menghunjamkan benang kuningan-kawat yang dipeganggnya ke dalam kubus tersebut pak Ahmad terus menjelaskan akan halnya apa yang dilakukannya kepada siswa. Sehabis sejumlah lama murid disuruh mengambil mistar , kemudian Sampul Ahmad mengajak sendiri siswa ke depan kelas untuk mengukur panjang benang kuningan yang dimasukkan secara simpang dalam kubus tersebut mulai dari sudut kiri atas hingga tembus ke sudut kanan radiks sama dengan terlihat lega lembaga di bawah ini.
Proses Mengukur Diagonal Ruang Sebuah Kubus
Saat itu pula siswa mengukurnya kemudian siswa tersebut menamakan berapa panjang kabel yang masuk tersebut kepada teman-temannya. Sesudah itu peserta yang lain menjawabnya dengan sambil . Kemasan Ahmad pun tersenyum puas, ternyata jawaban siswa serta upaya siswa nan disuruhnya telah melakukan tugasnya dengan baik.
Bermula ilustrasi di atas, maka terletak beberapa peranan penting yang dapat dipahami, mana yang termasuk sumber berlatih, mana, alat angkut dan mana nan disebut alat peraga. Ketiga peranan tersebut yaitu: (1) Cangkang Ahmad sebagai guru matematika memberikan penjelasan dan bimbingan kepada siswa; (2) Karton dan kawat nan dipegang dan dipakai Pak Ahmad buat menjelaskan materi pembelajaran; (3) mistar ataupun penggaris nan dipakai siswa cak bagi mengeti tingkatan kawat laksana diagonal ruang kubus. Maka sesuai dengan situasi dan kondisi serta proses penelaahan yang berlangsung seperti diatas, dapat ditemukan bahwa peranan (1), (2) dan (3) tertulis ke dalam sumber sparing. Peranan (2) termasuk ke dalam kendaraan pembelajaran , karena informasi pembelajaran nan diberikan kepada siswa disampaikan melampaui alat penampil yaitu kardus dan kawat. Peranan (3) termasuk ke dalam alat peraga, karena mistar digunakan bagi membuktikan ancangan an perkiraaan pangkat dari diagonal ulas kubus tersebut yang diperagakan peserta.
Akan tetapi penatapan ketiga peraga yang dihubungkan dengan perbedaan antara sendang sparing, media dan alat peraga pada ilustrasi di atas mungkin akan menampilkan pendapat-pendapat enggak. Mungkin juga dus dapat dijadikan ibarat perabot peraga juga, maupun kawat yang dipegang Pak Ahmad bisa juga tercantum ke dalam media. Hal ini sudah satu wara-wara di lapangan bahwa memang semuanya bukan salah. Akan tetapi perlu dijadikan tolok bahwa yang dimaksud dengan Sumber Berlatih itu lebih luas, daripada media dan alat peraga. Cak bagi lebih jelasnya perbedaan ketiganya bisa dilihat mulai sejak konteks tujuan penggunaan, dan konteks materi penataran yang diajarkan.
C. PEMETAAN ANTARA Perigi Belajar, Alat angkut DAN ALAT PERAGA
Berikut ini penulis mengepas mendiskusikan pun pemikiran-pemikiran ki akal mengenai ketiga konsep di atas baik antara sumber belajar, alat angkut penataran maupun peranti peraga.
1. Sumber Belajar
Suatu pandangan yang keliru seandainya sumber belajar signifikan di luar apa yang dimiliki hawa, atau siswa. Guru ialah sumber membiasakan yang utama, yakni dengan barang apa kemampuan, wawasan keilmuan, kesigapan dan pengetahuan yang luas, maka segala apa proklamasi pembelajaran boleh diperoleh terbit guru tersebut. Petatar, siswa n kepunyaan sejumlah diversifikasi aktivitas sparing, pengalaman belajar, makrifat dan keterampilan, maka dalam konteks tertentu apa yang terdapat plong diri siswa apat dijadikan seumpama sumber membiasakan intern mempelajari satu camar duka-pengalaman sparing yang baru.
Mata air membiasakan pada dasarnya banyak sekali baik nan terwalak di lingkungan inferior, sekolah, sekitar sekolah malar-malar di umum, tanggungan, di pasar, kota,desa, hutan dan sebagainya. Yang teristiadat dipahami dalam kejadian ini yaitu ki aib pemanfaatannya nan akan tersampir kepada daya kreasi dan budaya mengajar guru maupun pendidika itu seorang.
Vernon S. Gerlach & Donald P. Ely (1971) memfokuskan plong awalnya terletak spesies sumber belajar yaitu
manusia, bahan, lingkungan, alat dan perlengkapan, serta aktivitas.
a. Manusia
Basyar dapat dijadikan bagaikan sumber belajar, peranannya sebagai sumber belajar bisa dibagi ke dalam dua kelompok. Kerumunan purwa ialah manusia ataupun orang yang sudah lalu dipersiapkan khas sebagai perigi berlatih melintasi pendidikan yang partikular pula, seperti guru, konselor, administrator pendidikan, tutor dan sebagainya. Kerubungan Kedua adalah manusia atau anak adam yang enggak dipersiapkan secara unik kerjakan menjadi seorang nara sumber akan tetapi n kepunyaan keahlian nan mempunyai kaitan karib dengan program pembelajaran nan akan disampaikan, misalnya dokter, penyuluh kesehatan, petambak, polisi dan sebagainya.
Pembagian Manusia Sebagai sumber Belajar
b. Incaran
Bahan yang dimaksud merupakan segala sesuatu nan membawa pesan/ manifesto bikin pembelajaran. Baik pesan itu dikemas dalam bentuk buku selongsong, video, film, bola dunia, grafik, CD interaktif dan sebagainya. Kelompok ini biasany disebut dengan ki alat pengajian pengkajian. Demikian halnya dengan objek ini, bahwa intern penggunaannya untuk suatu proses pendedahan dapat dibedakan menjadi du akelompok yaitu bahan nan didesain khusus untuk pembelajaran, dan ada juga bahan/ki alat yang dimanfaatkan bikin memasrahkan penjelasan materi pendedahan yang relevan.
c. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang produktif memberikan pengkondisian membiasakan. Mileu ini juga di bagi dua kelompok yaitu lingkungan yang didesain khusus bikin pembelajaran, sebagaimana laboratorium, kelas dan sejenisnya. Sedangkan lingkungan yang dimanfaatkan buat kondusif keberhasilan penyampaian materi pembelajaran, di antaranyai mileu museum, kebun binatang dan sejenisnya.
d. Alat dan perlengkapan
Sumber belajar dalam bentuk alat ataupun perlengkapan adalah alat dan perlengkapan nan dimanfaatkan bakal produksi atau menampilkan sumber-sumber sparing lainnya. Seperti TV untuk takhlik programa belajar jarak jauh, komputer untuk membuat pembelajaran berbasis komputer, tape recorder untuk membuat program pembelajaran audio privat cak bimbingan bahasa Inggris, terutama untuk menyampaikan siaran pembelajaran mengenai
listening
(mendengarkan),
dan sejenisnya.
e. Aktivitas
Biasanya aktivitas yang dapat diajdikan sumber belajar adalah aktivitas yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, di mana didalamnya terwalak perpaduan antara teknik penyampaian dengan sumber sparing lainnya nan memudahkan siswa belajar. Seperti aktivitas dalam bagan diskusi, mengamati, sparing latihan, dan sejenisnya.
2. Media Pembelajaran
Dalam media penataran terdapat dua atom yang terkandung , ialah (a) pesan atau bahan pencekokan pendoktrinan nan akan disampaikan atau perangkat panjang hati, dan (b) perkakas penampil maupun instrumen berkanjang. Sebagaii arketipe guru akan mengajarkan bagaimana urutan persuasi melakukan sholat. Kemudian guru tersebut meneteskan ide-idenya dalam susuk lembaga ke n domestik selembar kertas, kamu mencitrakan setiap kampanye sholat tersebut dalam jeluang tersebut, saat di kelas ia menjelaskannya kepada siswa bagaimana gerakan sholat tersebut dengan cara ogok poster nan bergambarkan kampanye-kampanye nan sudah lalu kamu buat sebelumnya. Kemudian siswapun berbuat propaganda sholati dengan segala apa yang terdapat dalam poster tersebut. Intern perkembangan selanjutnya poster ini termasuk ke internal sarana sederhana.
Kerumahtanggaan perkembangannya dan pemanfaatannya kendaraan pembelajaran ini dapat dibagi berdasarkan jenisnya, daya liputnya, incaran pembuatannya, yaitu andai berikut :
Penjatahan Jenis Wahana Pembelajaran
3. Alat Peraga
Kata kunci dalam mengetahui radas peraga dalam konteks penelaahan merupakan
Poin Keefektifan
, dalam arti segala sesuatu alat yang boleh menunjang keefektifan dan efesiensi penyampaian, pengembangan dan kesadaran kenyataan atau pesan pembelajaran. Cak semau istilah lain dari alat peraga ini, diantaranya sering disebut sebagai
sarana belajar.
Ibarat ilustrasi, misalnya Pak Fiil akan mengajarkan bagaimana gambar privat televisi bisa terlihat di layar, maka Kemasan Khuluk membawa televisi ke kelas, kemudian ia membukanya di depan papan bawah, kemudian menjelaskan suatu-persatu kelebihan dari sendirisendiri onderdil televisi tersebut kepada siswa sehingga petatar mengarifi kenapa gambar terlihat pad alayar televisi. Intern ilustrasi tersebut geta televisi merupakan sebagai peranti peraga , bukan sebagai media.
D. ESENSI Berbunga SUMBER BELAJAR, Wahana DAN ALAT PERAGA.
Sreg dasarnya baik sumber belajar, ki alat alias organ peraga memiliki sari terdepan jika ketiganya diintegrasikan dalam proses pengajian pengkajian. Di mana esensi pentingnya adalah
takrif.
Jadi informasi yang terkandung, yang melalui, yang diolah, alias nan disampaikan, semuanya akan mempengaruhi pusat gendong kemajuan ketiganya dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dimaksud. Dengan kata bukan ketiganya harus memperhatian karakteristik semenjak pesiaran itu sendiri, dalam situasi ini Santoso S. Hamodjoyo (2001) menyatakannya, yaitu:
- Dimensi
Accessibility
( Ki akal Jangkau/Akses Informasi)
Informasi yang terdapat, atau dimuat kerumahtanggaan sumur belajra, media dan instrumen mestinya memperhatikan buku jangkau. Situasi ini menjadi masukan kerjakan pendidikan bagaimana mampu menggunakan dan memanfaatkan sumber belajara kendaraan dan alat peraga agar deklarasi pembelajaran dapat mencapai kualitas akses yang optimal.
- Matra
Speed (Kecepatan Informasi)
Penggunaan dan pemanfaatan perigi membiasakan, sarana dan alat pera sedikitnya harus mampu menambah atau membantu atau menjembatani karakteristik informasi nan cepat, akan sekadar gemuk didengan cepat sekali lagi difahami makanya pelajar didik dengan cepat pun.
- Format
Amount (Besaran/ Kuantitas Informasi)
Keluasan dan varisi pengetahuan pengajian pengkajian nan menyulitkan petatar bakal memahaminya, maka diperlukan pula sumber, media, dan instrumen peraga nan berlambak menampungnya. Dengan demikian serumit apapun wara-wara pembelajran tertentu, maka dengan adanya penggunaan dan pemanfaatan sumber belajar, kendaraan dan gawai peraga yang kondusif, maka informasi tersebut akan bisa diterima peserta didik dengan sistematis.
- Dimensi
Cognitive Effectiveness (Keistimewaan Memperoleh Maklumat)
Pemberitahuan yang tepat, sesuai dengan objek yang dipelajari maka pencapaian kenyataan yang dibutuhkan akan dengan efektif dicapai melewati pendayagunaan sumber membiasakan, media dan perlengkapan peraga. Tren keterangan yang bersifat kognitif akan kongkrit dan makin bermakna jika menunggangi mata air belajar, alat angkut maupun perabot peraga nan kongkrit.
- Matra
Relevance (Kesesuaian Pemberitaan)
Kenyataan penataran yang sesuai kebutuhan petatar akan lebih bermakna dan akan makin lama tersimpan kerumahtanggaan memori petatar bimbing. Hal ini terutama akan cepat terlampiaskan jika informasi tersebut diperolehnya melintasi pancaindera baik visual, rungu ataupun perabaan. Dalam kaitannya dengan keadaan tersbeut, maka sumber membiasakan, sarana dan alat peraga yang digunakan terlazim kiranya diperhatikan relevansinya.
- Dimensi
Motivating (motivasi )
Deklarasi yang terlahir dari proses berpikir manusia akan memiliki parasan bokong kebutuhan untuk keadilan berpikir. Spesies dan buram kabar nan dikemas, maupun yang terkandung semenjak perigi belajar, wahana, dan gawai peraga akan fertil memberikan motivasi untuk peserta ajar.
E. PEMILIHAN DAN PEMBERDAYAAN Sumur Belajar, Sarana DAN ALAT PERAGA
Agar mata air belajar, media dan alat peraga yang digunakan internal proses pembelajaran dapat membantu pencapaian kualitas penerimaan, maka teradat diketahui beberapa kriteria, komplet, kriteria atau prinsip masing-masing. Demikian sekali lagi n domestik melakukan pemberdayaannya maka seorang guru harus memperhitungkan aspek-aspek yang mendukungnya.
1. Pemilihan Sendang Belajar, Meida dan Gawai Peraga
a. Pemilihan Perigi Belajar
Dalam pemilahan sendang belajar tergantung kepada (1) motivasi; (2) kemampuan guru dalam penggunaannya. Selanjutnya akan ditentukan berdasarkan :
-
- Acara Pengajaran
- Kondisi Mileu
- Karakteristik siswa
- Karakteristik sumur belajar
Kelima kejadian tersebut harus menjadi tolok dalam mengidas sumber belajar yang akan dimanfaatkan n domestik proses penataran.
b. Pemilihan Sarana Pembelajaran
Kerumahtanggaan penyaringan alat angkut pembelajaran harus dikaitkan dengan : (1) kompetensi dasar; (2) strategi penelaahan; (3) sistem evaluasi yang digunakan.
Mandu Pemilihan media:
a) Tujuan Pemilahan; b)karakteristik ki alat; 3)alternatif pemilahan.
Faktor yang perlu diperhatikan :
1) objektivitas; 2) program pengajaran; 3) Korban program (pesuluh); 4) situasi dan kondisi; 5) kualitas teknis; 6) keefektifan dan efesiensi penggunaan.
Kriteria Pemilihan
, mencaplok:
- Topik menghela minat siswa.
- Materi privat media penting bagi siswa.
- Relevan dengan kurikulum yang berlaku.
- Apakah materinya autentik dan maujud.
- Apakah fakta atau konsepnya benar.
- Format sistematis dan logis.
- Objektif adaptasi kebutuhan siswa.
- Cerita, gambar, efek, dandan dan sebagainya memenuhi syarat kualitas.
- Bahasa, simbol dan ilustrasi cukup komunikatif.
- Sudah lalu teruji daya dukungnya.
c. Penyortiran Gawai Peraga
Terwalak kriteria yang perlu diperhatikan kerumahtanggaan seleksi peranti peraga untuk penelaahan masa kini terutama jikalau melihat karakteristik KBK, yaitu mencakup:
- kesesuaian alat pengajaran yang dipilih dengan materi pencekokan pendoktrinan atau jenis kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa;
- kemudahan internal memperoleh alatnya dan kemudian dalam perancangannya;
- kemudahan internal penggunaannya;
- terjamin keamanan dalam penggunaannya;
- kemampuan dana;
- fasilitas dalam penyimpanan, pemeliharaan dan sebagainya.
2. Pemberdayaan Sumur Belajar, Media dan Instrumen Peraga
Dengan ketersediaan atau hasil produksi, maka pengusahaan sumur membiasakan, wahana dna alat peraga tidak hanya dilakukan sedemikian itu saja dari perian ke masa. Untuk itu perlu upaya pihak guru, sekolah, murid, orang tua, komiter sekolah dan dewan sekolah bagi mengerjakan upaya-upaya pemberdayaan kearah yang lebih optimal. Situasi ini sangat berjasa agar penggunaannya enggak monoton.
Asep Herry (2002), mengemukakan bilang lengkap upaya pemberdayaan sumber sparing nan mudah, murah dan efektif terhadap pencapaian maksud pengajian pengkajian, diantaranya :
- Barang Bekas (Babe), seperti bekas, contong rokok, korek api, kertas, kotak bungkus, dan sebagainya dapat dimanfaatkan privat proses penataran begitu juga n domestik melakukan pembekalan keterampilan dalam menyair, menggunting, dan kerjasama.
- Realitas (sekolah, apartemen , pemukiman), misalnya akan efektif dalam memberikan camar duka tentang perjalanan siswa dari rumah smapai ke sekolah.
- Benda nan memiliki ponten khusus, dapat digunakan bagi menyodorkan materi mengenai perilaku, sikap dan moral murid didik yang nilai-nilainya diambil berpunca perlakukan mereka terhadap benda-benda terebut.
Pemberdayaan sendang sparing, media dan peranti peraga bisa dilakukan pada tahapan :
- diawal pembelajaran
- sepanjang proses pengajian pengkajian
- akhir proses pembelajaran
- di luar perian pembelajaran
Dalam hubungannya dengan upaya memelihara sumber berlatih, media dan instrumen peraga di sekolah, maka terlazim dilakukan kerjasama antara , guru dengan Ketua Sekolah dan tenaga kependidikan lainnya, supervisor akademis, supervisor, orang tua lontok, dewan sekolah, bahkan siswa itu seorang.
F. PRODUKSI DAN Ekspansi Mata air BELAJAR, Kendaraan DAN Perabot PERAGA
Terdapat beberapa kendaraan sederhana yang dapat dikembangkan suhu bakal keefektifan nan segera dipenuhi, misalnya membuat ki alat-kendaraan sederhana sebagaimana poster, ceritera berlukis dengan menggunakan foto, OHT,
rekaman ceritera (penataran melalui audio), papan planel dan sejenisnya. Berikut ini merupakan contoh langkah-langkah yang harus ditempuh dalam memproduksi bilang macam media sederhana.
1. Awalan Produksi Poster dalam Pengajian pengkajian Ilmu Sosial
Dalam memproduksi sebuah plakat, maka ada beberapa hal nan harus diperhatikan, yaitu: a)bulan-bulanan sasaran; b)bekas penyajian; c)lama presentasi; d)perhatikan alas kata sentral dan simbol yang sesuai; e)harus berharta dibaca dengan singkat.
Persiapan n domestik takhlik poster merupakan andai berikut :
- Menjadwalkan rancangan isi : tema surat tempelan; tujuan khusus; sosi-pokok materi yang akan dituangkan dalam poster.
- Mereka cipta gambar sketsa.
- Memperjelas/ memperbesar sketsa.
- Hadiah warna.
- Latering yang pintar pesan wacana pada poster.
2. Persiapan Produksi OHT
Langkah nan ditempuh mulai dari :
1) membuat silabus pembelajran
2) mewujudkan sketsa tranfaran pada kertas
3) membuat transfaransi dengan menuangkan kata-introduksi kunci pecah materi pokok.
4) Pembuatan bingkai, dengan berbagai teknik presentasi:
- Disclosure, yaitu oht dengan pengutaraan penutupan bagian yang belum dijelaskan serta meperlihatkan bagian yang menengah dijelaskan.
- Overlays , adalah oht dengan presentasi fragmen demi bagian yang saling melengkapi dengan sistem tumpuk, dimulai pecah adegan daya materi (rencana –proses) kemudian dilengkapi dengan putaran tulangtulangan selanjutnya pecah oht berikutnya hingga terjaga gambar-proses nan teoretis.
5) Penyimpanan tranfaransi dalam rekaman bernomor.
Pada dasarnya masih banyak mata air belajar, media dan alat peraga sederhana yang dapat diproduksi oleh kita. Bermula uraian di atas kita dapat mencobanya secara kian baik.
G. Penutup
Lega dasarnya jabaran informasi pelatihan privat makalah kecil ini satu-satunya-mata hanya merupakan
rethinking
(relaksasi pemikiran kembali) plong diri kita semua terhadap apa yang telah resmi dilakukan. Akan tetapi semenjak apa yang sudah didiskusikan akan bernas memberikan galakan bagi kita semua bagi kian makmur meningkatkan kualitas pembelajaran di era KBK ini melalui pemanfaatan dan pendayagunaan sendang belajar, media dan alat peraga secara kian tepat dan optimal.
H. DAFTAR PUSTAKA
- Ase S. Muchyidin, 2001. Kajian Kebutuhan Sumber Informasi dan Sumur Belajar. , Incaran Diklat e- Learning Propinsi Baten hari 2001. Dinas Pendidikan Propinsi Banten
- Asep Herry Hernawan. 2001. Sumber Berlatih: Bahan Diklat e- Learning Propinsi Baten tahun 2001. Kantor Pendidikan Propinsi Banten.
- Gerlach S. Vernon & Donald P. Ely, 1971, Teaching & Sarana : A Systematic Approach.New Jersey: Prentice hal- Company.
- Depdiknas Propinsi Banten, 2002, Pelatihan g Suhu Kelas Sekolah Dasar, Banten: Jawatan Pendidikan propinsi Banten.
- Santoso S. Hamidjoyo internal Deni Darmawan, 2001,
Computer Mediated Communication dalam Meningkatkan Kualitas output SDm Divlat PT. Telkom.
Bandung : Pascasarjana Unpad. - Sudirman, dkk, 1991, I Ilmu pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
- Triggs Teal. 1995. Communicating Design in Visual Communication. London: Basford Ltd.
Alat Mengajar Bagi Pendidik
Source: https://sites.google.com/site/tirtayasa/sumber-belajar-media-dan-alat-peraga