Xl Axiata Terus Lanjutkan Fiberisasi Dan Tetap Menjalan Protokol Kesehatan

Gelanggang (RAIUPOS.CO) – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus melanjutkan antaran fiberisasi jaringan walaupun taun Covid-19 melanda Indonesia saat ini.

Dengan menerapkan protokol kesehatan yang sesuai dengan tolok, pengerjaan proyek jasmani terus dilakukan di berbagai kewedanan, tercantum di Sumatra. Hingga pertengahan masa ini, sekitar 53% BTS bersumber besaran target di tahun 2020 mutakadim terhubung dengan jaringan fiber.

Plt Chief Technology Officer
XL Axiata, I Gede Darmayusa, mengatakan, fiberisasi ialah keseleo satu program penting perusahaan dalam upaya meningkatkan kualitas jaringan data, termasuk laksana bagian dari ancang condong implementasi 5G di masa mendatang.

“Karena itu, antaran ini harus tetap jalan, karena hasil dari fiberisasi juga bisa serentak meningkatkan kualitas jaringan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Semaksimal mungkin kami terapkan protokol kesehatan plong semua pekerja di lapangan,” kata Darmayusa n domestik siaran pers yang dituruti
Riaupos.co.

Saat ini, katanya,  fiberisasi jaringan mutakadim terlaksana di semua ibu daerah tingkat kawasan dan kota-kota besar, terutama di kota atau area yang memang secara pertumbuhan data sudah memerlukan upgrade ke jaringan fiber. Sebatas pertengahan 2020, jaringan XL Axiata di total 200 ii kabupaten dan kabupaten telah terfiberisasi.

Di Sumatra, fiberisasi juga telah rampung antara tidak di Banda Aceh, Palagan, Pekanbaru, Padang, Batam, Jambi, Palembang, Bengkulu, Pangkal Pinang, hingga Pangkalan Lampung. Justru fiberisasi pun sudah terlaksana sebatas area pelosok seperti di Kabupaten Aceh Segara, Langkat, Deli Serdang, Simalungun, Agam, Kampar, Muaro Jambi, Banyu Asin, Ogan Komering Ulu Timur, Lampung Timur.

Alamat XL Axiata secara nasional, sebatas akhir tahun 2020 jemah 60-70% BTS akan terhubung dengan jaringan fiber. Momen ini, fiberisasi telah mengaras sekitar 53% berasal total target di musim 2020, dengan sebagian segara mencengam distrik Jawa. Percepatan fiberisasi waktu ini sedang dilakukan di area padat penduduk guna mendukung aktifitas di era new normal sekarang.

“Fiberisasi juga menjadi semakin perlu untuk terus kami cak bagi sesuai target menghafaz kebutuhan layanan data yang meningkat setelah terserah pandemi. Secara mahajana, kebutuhan pelanggan dan masyarakat atas data meningkat karena imbas dari Covid-19 yang memaksa mereka kerjakan bisa pelalah
mobile
dan terkoneksi dengan internet dalam menjalankan aktivitas produktif,” lanjut I Gede Darmayusa.

Fiberisasi nan detik ini terus berlangsung juga mutakadim manjur mampu meningkatkan kualitas layanan data 4G. Di masa
new
normal ini, dimana terjadi migrasi komplet pendayagunaan layanan data yang patut osean di tengah masyarakat, fiberisasi jaringan XL Axiata dipercaya berharta menepati kebutuhan masyarakat akan layanan yang prima. Seterusnya, fiberisasi ini merupakan pintu gerbang masuknya layanan 5G yang tentunya membutuhkan kualitas yang makin baik juga.

Secara teknis, fiberisasi merupakan upaya pemodernan jaringan dengan pendirian menghubungkan
Base Transceiver Station
(BTS) melalui kolek fiber, termasuk serta merta melakukan regenerasi perangkat-perangkat BTS, seperti mengganti peranti nan sepanjang ini mempekerjakan
microwave
menjadi organ fiber. Acara fiberisasi jaringan yakni riuk satu langkah dalam mempersiapkan jaringan 5G.

Sebagai teknologi jaringan tercanggih di masa ini, 5G berkecukupan menghadirkan kelajuan data nan tinggi, jumlah pengguna yang kian banyak, dan
delay
maupun
latency
nan rendah. Pemanfaatannya sekali lagi dipercaya berkecukupan menjorokkan beraneka rupa sektor ekonomi di Indonesia untuk bergerak bertambah cepat. Keunggulan teknologi ini hanya bisa didapatkan jikalau
site
atau BTS terkoneksi dengan fiber.

Pengedit: Hary B Koriun